Senin, 30 Desember 2013

Tugas MID KAB KPI oleh : Nanda



1)      Pengertian Komunikasi Antar Budaya
            a.       Pengertian Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.[1]

           b.       Pengertian komunikasi antar Budaya menurut para ahli
1.      Hamid Mowlana menyebutkan komunikasi antarbudaya sebagai human flow across national boundaries. Misalnya; dalam keterlibatan suatu konfrensi internasional dimana bangsa-bangsa dari berbagai negara berkumpul dan berkomunikasi satu sama lain.[2] Sedangkan Fred E. Jandt mengartikan komunikasi antarbudaya sebagai interaksi tatap muka di antara orang-orang yang berbeda budayanya.

2.      Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.[4] Selanjutnya komunikasi antarbudaya itu dilakukan:
a)      Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu dinegosiasikan atau diperjuangkan;[4]
b)      Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung daripersetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama;[4]
c)      Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;[4]
d)      Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan pelbagai cara.[1]


2)      Peran Komunikasi Antar Budaya Terhadap Frame Of Reference
Persamaan pada tingkat pendidikan, pengetahuan, latar belakang budaya  Overlaping of interest (pertautan minat dan kepentingan) yang semakin besar, semakin mudah pula proses komunikasi berlangsung. Bahwa komunikasi antar budaya merubah sikap (to change the attitude), mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to change the society).

                 3)      Fungsi-Fungsi Komunikasi Antarbudaya
                  Fungsi komunikasi antar budaya ada 2 macam yaitu :
1.      Fungsi Pribadi
Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu.

a)      Menyatakan Identitas Sosial.
Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asal-usul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang.

b)    Menyatakan Integrasi Sosial
Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur. Perlu dipahami bahwa salah satu tujuan komunikasi adalah memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka.



c)    Menambah Pengetahuan
Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing

d)    Melepaskan Diri atau Jalan Keluar
Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris.

Hubungan komplementer selalu dilakukan oleh dua pihak mempunyai perlaku yang berbeda.[4] Perilaku seseorang berfungsi sebagai stimulus perilaku komplementer dari yang lain. Dalam hubungan komplementer, perbedaan di antara dua pihak dimaksimumkan.[4] Sebaliknya hubungan yang simetris dilakukan oleh dua orang yang saling bercermin pada perilaku lainnya.[4] Perilaku satu orang tercermin pada perilaku yang lainnya.[4]

2.      Fungsi Sosial
                                 a.         Pengawasan
Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antarbudaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda.

                                   b.       Menjembatani
Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa. 

                                    c.       Sosialisasi Nilai
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.

                                   d.       Menghibur
Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.[1]

4)      Proses Komunikasi antar Budaya
Proses komunikasi antar budaya melibatkan berbagai unsur, di antaranya bahsa dan relatifitas pengalaman. Relatifitas persepsi, perilaku non verbal, gaya komunikasi, serta nilai dan asumsi.

           a.       Bahasa dan relatifitas pengalaman. Bahasa merupakan suatu perangkat kata yang diikat oleh berbagai peraturan. Mempelajari bahasa asing merupakan proses sederhana dengan menyubtitusikan kata-kata dan peraturan tata bahasanya, sehingga memiliki arti yang sama. Bahasa merupakan alat komunikasi dan juga sebagai perwakilan atas persepsi dan pemikiran. Bahasa juga membantu kita untuk membentuk konsep  dan pengelompokkan benda melalui kategori  verbal dan prototip serta membimbing kita dalam merasakan dan memaknai pengalaman sosial kita.
           b.       Relatifitas persepsi. Pada tingkat dasar persepsi, bahasa dan budaya membimbing kita dalam membentuk gambaran tertentu.
            c.        Perilaku nonverbal. Bahasa verbal merupakan istilah digital, dengan kata lain “kata” sebgai simbolisasi atas fenomena tertentu. Perilaku nonverbal merupakan istilah analogi, yang mewakili fenomena tertentu dengan menciptakan keadaan atau suasana yang diekspresikan secara langsung. Misalnya, secara digital kita ucapkan “Aku Mencintai mu”. Sementara, secara analogi  perasaan tersebut terwakili dengan tatapan dan sentuhan.
           d.       Gaya komunikasi. Pola kebiasaan dalam berpikir dimanifestasikan dengan perilaku komunikasi. Karena kebiasaan berpikir kita sebagain besar ditentukan oleh kebudayaan, sehingga saat proses pertukaran kebudayaan seharusnya kita memerhatikan perbedaan dalam gaya komunikasi.
            e.       Berbagai nilai dan asumsi. Nilai kebudayaan merupakan suatu pola atau norma kebaikan dan keburukan yang dihasilkan oleh masyarakat yang kemudian digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Asusmsi kebudayaan berhubungan dengan nilai kebudayaan, namun ia lebih lekat dengan fenomena-fenomena sosial.[2]

5)      Pendekatan Komunikasi Antar Budaya

Dalam bahasa teoritis terdapat 6 macam pendekatan, antara lain:
                      a.         Pendekatan Psikologi social
Pendekatan ini memberikan kebebasan peneliti untuk mengamati dan mengungkapkan hasil pengamatannya sesuai objek. Sehingga apa yang peniliti lihat, maka itulah yang disampaikan dari pandangan  dari luar dan  pengamatan dari dorongan dirinya. Menurut Bernado Attia (2000) pendekatan social iini lebih di dominasi oleh para penganut fungsional yang menekankan pendekatan yang bersifat etik.
Dengan menggunakan  etik budayanya orang yang kita ajak komunikasi, peneliti dapat saling memahami budaya orang lain, sehingga kebebasan dapat tercipta dari etik yang berhubungan meskipun dari luar.
                     b.         Pendekatan Interpretatif
Kebalikan dari pendekatan interpretative adalah pendekatan psikologi  social (PKS). Jika PKS lebih mengutamakan etik dengan peneliti berada di luar alias hanya melakukan penelitian di  luar tanpa  mengikuti gaya hidup suatu budaya, maka dalam pendekatan interpretative ini peneliti masuk langsung dalam ranah lingkup budaya. Dapat dikatakan bahwa peneliti nanti akkhirnya menarik kesimpulan sesuai konteks  yang terjadi di lapangan hal tersebut menjadi salah satu keuntungan, sedangkan kelemahannya peneliti tidak mampu meneliti pola-pola komunikasi pelbagai budaya karena sangat rumit.
                      c.         Pendekatan kritis
Kata kunci dari pendekatan ini adalah kreatif. Peneliti dalam mengambil kesimpulan denganmengamati realitas yang berpengaruh besar dalam komunikasi antarbudaya. Realitas kkehidupan yang pengaruhnya sangat besar seperti dalam bidang politik berkaitan dengan kekuasaan, ekonomi, social dll. Kelbihan  ini dapat kita acu dari  perjalanan sejarah sebuah budaya  komunikasi da kelemahannya terletak pada saat penelitian yang tak bisa hanya dilakukan oleh beberapa person dengan  face to face, tentu saja juga dalam meneliti  fenomena internasional akhir-akhir ini
                                 d.         Pendekatan Dialektikal
Hanya dengan metode dialektikal penleliti dapat mengungkapkan komunikasi antar budaya. Pendekatan ini adalah gabunagn dari pendekatan 3 diatas. Pendekatan ini memberikan penjelasan bahwa pandangan dapat dilakukan dari dalam maupunn luar agar valid, kemudian di kontruks  yang akhirnya kita  amati sesuai konteks dan realita di lapangan yang terjadi.
                                  e.         Pendekatan Dialog Kultural
Pendekatan ini berkonsepkan sains yang mengacu apada dunia internasional dan humanismme. Jadi dalam penelitiannya, peneliti mengamati melalui kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh lembaga organisasi atau LSM internasional melalui seminar maupun pertukaran mahasiswa yang mempersepsikan lintas budaya masing-masing dan gerakan religious dari poemeluk agama-agama masing-masing.
                                  f.          Pendekatan Kritik Budaya
Setiap antar budaya maupun stiap budaya pasti mempunyai konflik ataupun maslah yang terjadi. Usaha pendekatan ini mengarah kepada menemukan titik-titik antarbudaya yang universal, sehingga dapat dikatakan bahwa nantinya jika tidak tembus, maka adalah sebagian budaya yang terisolasi karena peprbedaan pandangan dalam mencari titik temu. [3]


[1] Komunikasi antarbudaya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm
[2] download.htm
[3] 2013/03/konteks-dan-pendekatan-komunikasi.html




[1] Komunikasi antarbudaya - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm

1 komentar: