Selasa, 04 November 2014

Contoh Surat Ket. Aktif Kuliah



Padang, 19 Maret 2014          
No       : Istimewa
Lamp   : -
Hal      : Permohonan Keterangan Aktif Kuliah

            Kepada Yth.
            Bapak Dekan Fakultas Dakwah
            IAIN Imam Bonjol Padang
            Di
                        Tempat

Assalaamu’alaikum Wr.Wb
Dengan Hormat,
       Sebelumnya saya doakan semoga Bapak dalam keadaan sehat wal ‘afiat dan sukses selalu dalam aktivitas sehari-hari. Amin
            Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
            Nama                           : Nanda
            BP                               : 211. 037
            Fak/Jur                        : Dakwah / Komunikasi Penyiaran Islam
            Semester                      : VII (Tujuh)
            Program Studi : S 1

      Dengan ini saya mengajukan kepada Bapak untuk dapat mengeluarkan Surat Keterangan Aktif Kuliah. Demikianlah surat permohonan ini saya buat dengan harapan Bapak bisa mengabulkannya. Atas pertimbangan dan perhatian Bapak, saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
                                                                              Pemohon

Nanda
211.031

Senin, 12 Mei 2014

SISTEM BUDAYA DAN SISTEM RELIGI

A.    Sistem Budaya
1.      Pengertian Budaya
       Kata budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sanskerta “budhyah” yaitu bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari “culture”, dalam bahasa Belanda di istilahkan dengan kata “cultuur”, dalam bahasa Latin, berasal dari “colera” yang berari mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani).

       Jadi, budaya adalah nilai yang paling tinggi “abstrak” dari adat istiadat  dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, yang masih hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat yang mereka anggap nilai. Contoh :
a.      Tidak boleh berjalan dengan yang bukan muhrim.
b.      Pakaian “menutup aurat”
c.       Terpenuhi secara tatanya, misal ; etika/tata makan pada suatu daerah, duduk dll.


2.      Sistem Budaya
       Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan. Konsep sistem dapat ditujukan kepada : organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu sistem, yaitu sistem sosial budaya karena didalam masyarakat itu terdiri dari individu-individu yang melakukan kegiatan, kebiasaan, tata cara sehingga terbentuk kesatuan. 

       Dengan demikian sistem sosial budaya adalah unsur-unsur sosial budaya yang saling berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya. Dengan demikian, sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan disitulah salah satu fungsi sitem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia.

 
     Fungsi norma tata kelakuan di masyarakat :
1.      Memberikan batas-batas pada kelakuan individu (berupa perintah dan larangan).
2. Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya (memaksa individu untuk menyesuaikan perikelakuannya dengan norma yang berlaku).
                  3.   Menjaga solidaritas antar anggota masyarakat (menjaga keutuhan dan kerjasama 
                        antar   anggota masyarakat).
 
B.    Sistem Religi
1.      Pengertian Religi
    Religi adalah suatu konsep tentang realitas hidup sebagai sumber nilai dan tindakan-tindakan sosial maupun budaya. Disini masyarakat mempercayai kekuatan yang melebihi kekuatan atau kemampuan dirinya sendiri. Contohnya, masyarakat beranggapan bahwa pohon itu dapat membawa kemakmuran dalam masyarakat.  



  Teori Tentang Asal Mula Dan Inti  Religi

A.      Teori Batas Akal “ J. G. Frazer”

“Bahwa kelakuan manusia yang bersifat religi itu terjadi karena manusia mengakui  adanya  banyak gejala yang tidak dapat diterangkan dengan akalnya”.

B.      Teori Masa Krisis dalam Individu “ M. Crawley”

“Bahwa kelakuan manusia yan bersifat religi itu terjadi  dengan  madsud untuk menghadapi krisis-krisis yang  ada dalam jangka waktu  hidup  manusia”.[1]

2.      Unsur-unsur religi

Adapun unsur-unsur religi Sbb :
1)      Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan agama.

2)      Semua aktivitas manusia yang bersangkutan dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa, yang biasanya disebut emosi keagamaan, atau religious emotion.

3)      Sitem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia,
Yaitu tentang bentuk dunia ; Alam gaib (dewa-dewa yang baik atu jahat), makhluk halus (ruh-ruh leluhur, hantu), kekuatan sakti (gejala-gejala alam, manusia, binatang, tumbuhan), kesusastraan suci, (dongeng-dongeng suci tentang sifat-sifat dewa-dewa dan makhluk halus).

4)      Sitem upacara keagamaan,
Bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan atas sistem kepercayaan tersebut. Sistem ini meliputi 4 komponen yaitu ; 1. Tempat upacara (makam, candi, pura, kuil, gereja, langgar, surau, mesjid, dan sebagainya) 2. Saat upacara (harihari keramat dan suci,) 3. Benda-benda dan alat-alat upacara (patungpatung yang melambangkan dewadewa, alatalat bunyibunyian seperti lonceng suci, seruling suci, genderang suci ) 4. Orang-orang yang melakukan upacara (pendeta biksu, syaman, dukun dan lainlain.)
Upacara itu sendiri banyak juga unsurnya, yaitu: Bersaji, Berkorban, Berdo’a, Makan bersama makanann yang telah disucikan dengan do’a, Menari tarian suci, Menyanyi nyanyian suci, Berprosesi atau berpawai, Memainkan seni drama suci, Berpuasa, Intolsikasi atau menaburkan pikiran dengan makan obat bius untuk mencapai keadaan trance, Mabuk.
5) Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengonsepsikan dan mengaktifkan religi beserta sistem upacara-upacara keagamaan.
Seperti ; 1. Keluarga inti atau kelompok kekerabatan yang  kecil 2. Kelompok unlineal atau klen besar 3. Kesatuan-kesatuan  hidup atau komuniti  4. Kesatuan-kesatuan sosial dengan orientasi khas atau perkumpulan yang terikat karena kebutuhan yang khusus dari mata pencarian, pekerjaan, atau pertukangan yang khusuS.




 DAFTAR PUSTAKA


Koentjaraningrat, Prof. Dr. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi Edisi Revisi, PT Rineka Cipta, Jakarta.
M. Setiadi, Elly, 2007. Ilmu Sosial Budaya dan Dasar Edisi ke Dua, Prenada Media Group, Jakarta
Modul_4_PLSBT.PDF-Adobe Reader
sistem-religi-dan-ilmu-gaib.html