Senin, 30 Desember 2013

TUGAS FILSAFAT KOMUNIKASI SEMESTER IV



TUGAS FILSAFAT KOMUNIKASI
SEMESTER IV

A.    Ontologi
       Metafisika, disebut juga ontologi. Ontologi adalah cabang dari filsafat yang mengkaji hakikat ilmu dan objeknya. Ontologi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi. Apa itu hakikat? Hakikat adalah realitas; hakikat adalah ke-real-an; “real” artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya, keadaan sebenarnya sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu, bukan keadaan yang berubah.

       Jadi secara ontologi, komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Sedangkan Ilmu komunikasi adalah ilmu yang  mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia. Pemakalah menganalisa bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah hubungan dengan sesama “manusia”.

B.     Epistimologi
       Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoloh pengetahuan. Jadi epistimologi memberi gambaran bagaimana cara mendapatkan pengetahuan yang benar. Dalam hal ini, epistiomologi akan menggambarkan bagaimana cara mendapatkan komunikasi dengan sesama “manusia”.

     Dapat dsimpulkan bahwasanya cara mendapatkan pengetahuan yang benar tentu harus melihat dari sudut pandang, sejarah pengetahuan, pengetahuan itu sendiri dan metode ilmiahnya. Sedangkan bagaimana cara untuk mendapatkan komunikasi maka harus menggunakan metode-metode yaitu dengan memahami lawan bicara “komunikan atau komunikator sendiri”, situasi dan kondisi, dan gejala-gejala perilku manusia.
C.  Aksiologi
     Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang nilai. Pertanyaan di wilayah ini menyangkut, antara lain: 
  1.  Untuk apa pengetahuan ilmu itu digunakan 
  2.  Bagaimana kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral?
  3. Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
  4. Bagaimana kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional? (filsafat etika).
Menurut Bramel, Aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu:
  1.   Moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika.
  2.    Estetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan.
  3.     Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial politik.
     Dari definisi-definisi aksiologi di atas terlihat jelas bahwa permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.

     Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Estetika adalah kajian yang membahas teori seni. (Yunani: aesthetikos dapat dimengerti; penerapan inderawi atau bisa juga berarti pengamatan spiritual), suatu kajian sistematik tentang sifat dari keindahan dan seni dalam bentuk normatif dan deskriptif. Istilah estetika diperkenalkan oleh seorang filsuf Jerman bernama Alexander Gottlieb Baumgarten (17 Juli 1714-26 Mei 1762) lewat karyanya, Meditationes philosophicae de nonulis ad poepertinentibus (1735) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul Reflection on poetry (1954). Baumgarten mengembangkan filsafat estetika yang didefinisikannya sebagai ilmu pengetahuan tentang keindahan lewat karyanya yang berjudul Aesthetica acromatica (1750-1758).

D.    Interpretif
E.     Interaksi Simbolik
       Berorienteraksi pada prinsip bahwa orang merespon makna yang mereka bangun sejauh mereka satu sama lain. Setiap individu merupakan agen aktif dalam dunia sosial, yang tentu saja dipengaruhi oleh budaya dan organisasi sosial, bahkan ia juga menjadi instrumen penting dalam produksi budaya, masyarakat dan hubungan yang bermakna yang memengaruhi mereka.

       Definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi simbolik adalah :
1.      Mind (pikiran) - kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
2.      Self (diri pribadi) - kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya.
3.      Society (masyarakat) - hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.

F.     Fenomenologi
       Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu fenomonologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena ini.

       Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Johann Heinrich Lambert (1728 - 1777), seorang filsuf Jerman. Dalam bukunya Neues Organon (1764). ditulisnya tentang ilmu yang tak nyata.

       Tradisi fenomenologi berkonsentrasi pada pengalaman pribadi termasuk bagian dari individu – individu yang ada saling memberikan pengalaman satu sama lainnya. Komunikasi di pandang sebagai proses berbagi pengalaman atau informasi antar individu melalui dialog. Hubungan baik antar individu mendapat kedudukan yang tinggi dalam tradisi ini. Dalam tradisi ini mengatakan bahwa bahasa adalah mewakili suatu pemaknaan terhadap benda. Jadi, satu kata saja sudah dapat memberikan pemaknaan pada suatu hal yang ingin di maknai.

       Pada dasarnya fenomenologi adalah suatu tradisi pengkajian yang digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Littlejohn bahwa fenomenologi adalah suatu tradisi untuk mengeksplorasi pengalaman manusia. Dalam konteks ini ada asumsi bahwa manusia aktif memahami dunia disekelilingnya sebagai sebuah pengalaman hidupnya dan aktif menginterpretasikan pengalaman tersebut.Asumsi pokok fenomenologi adalah manusia secara aktif menginterpretasikan pengalamannya dengan memberikan makna atas sesuatu yang dialaminya. Oleh karena itu interpretasi merupakan proses aktif untuk memberikan makna atas sesuatu yang dialami manusia. Dengan kata lain pemahaman adalah suatu tindakan kreatif, yakni tindakan menuju pemaknaan.

G.    Dramaturgi
       Dramaturgi adalah ajaran tentang masalah hukum, dan konvensi/persetujuan drama. Kata drama berasal dari bahasa Yunani yaitu dramoai yang berarti berbuat, berlaku, beraksi, bertindak dan sebagainya, dan “drama” berarti : perbuatan, tindakan. Ada orang yang menganggap drama sebagai lakon yang menyedihkan, mengerikan, sehingga dapat diartikan sebagai sandiwara tragedi.

       Formula Dramaturgi (4M)
Yang dimaksud dengan formula dramaturgi atau 4M adalah :
1.      Menghayalkan : Disini untuk pertama kali manusia/pengarang menghayalkan kisah : ada inspirasi-inspirasi, ide-ide.
2.      Menuliskan : Pengarang menyusun kisah yang sama untuk kedua kalinya pengarang menulis kisah
3.      Memainkan : Pelaku-pelaku memainkan kisah yang sama untuk ketiga kalinya (action). disini actor dan aktris yang bertindak dalam stage tertentu
4.      Menyaksikan : Penonton menyaksikan kisah yang sama untuk keempat kalinya.

H.    Interaksi
       Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda.

       Dalam Interaksi terdiri dari beberapa macam. Menurut Muryati dan Suryawati (2003) macam-macam interaksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1.  Interaksi antar individu dan individu artinya, dalam hubungan ini bisa terjadi hubungan positif dan negative. Interaksi positif jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatife, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
  2. Interaksi antar invidu dan kelompok artinya, interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai situasi dan kondisi
  3. Interaksi sosial antar kelompok dan kelompok, intraksi sosial kelompok dan kelompok ini terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi.

I.       Hermeneutika
       Kata “hermeneutika”, dalam bahasa Indonesianya yang kita kenal, secara etimologi berasal dari istilah Yunani, dari kata kerja hermeneuein, yang berarti “menafsirkan”, dan kata benda hermeneia, “interpretasi. Dari asal kata itu berarti ada dua perbuatan; menafsirkan dan hasilnya, penafsiran (interpretasi), seperti halnya kata kerja “memukul” dan menghasilkan “pukulan”. Kata tersebut layaknya kata-kata kerja dan kata bendanya dalam semua bahasa. Kata Yunani hermeios mengacu pada seorang pendeta bijak, Delphic.

       Kata hermeios dan kata kerja yang lebih umum hermeneuein dan kata benda hermeneia diasosiasikan pada Dewa Hermes, dari sanalah kata itu berasal.[2]Filsafat Yunani kuno sudah memberikan sinyal mengenai “interpretasi”. Dalam karyanya Peri Hermeneias atau De Interpretatione, Plato menyatakan “kata yang kita ucapkan adalah simbol dari pengalaman mental kita dan kata yang kita tulis adalah simbol dari kata yang kita ucapkan”. Sehingga dalam memahami sesuatu perlu adanya usaha khusus, karena apa yang kita tafsirkan telah dilingkupi oleh simbol-simbol yang menghalangi pemahaman kita terhadap makna.

J.      Semiotika
       Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Menurut Eco, semiotik sebagai “ilmu tanda” (sign) dan segala yang berhubungan dengannya cara berfungsinya, hubungannya dengan kata-kata lain, pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.

       Seluruh aktifitas manusia dalam keseharian selalu diliputi berbagai kejadian-kejadian yang secara langsung atau tidak langsung, disadari atau tak-sadar, memiliki potensi makna yang terkadang luas nilainya jika dipandang dari sudut-sudut yang dapat mengembangkan suatu objek pada kaitan-kaitan yang mengindikasikan suatu pesan atau tanda tertentu. Jika diartikan melalui suatu penjelasan maka akan dapat diterima oleh orang lain yang menyepakati.

       Semiotika, yang biasanya didefinisikan sebagai pengkajian tanda-tanda (the study of signs), pada dasarnya merupakan sebuah studi atas kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna ( Scholes, 1982: ix dalam Kris Budiman, 2011: 3)

K.    Cara Berfikir Induktif-Deduktif
1)      Cara Berfikir Induktif
Menurut Joyce dan Weil (2000), berpikir induktif, Buku Panduan untuk Ilmu Sosial Dasar, cara berfikir induktif ada beberapa tahap yaitu :
a)      Konsep Formasi
       Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).
       Tahap 1: Mengidentifikasi dan mendaftar
Ø  Apa yang Anda ketahui tentang .... ?
Untuk pelajaran di kelas Anda sendiri, Anda bisa bertanya hal berikut: Apa yang Anda lihat? Apa yang kau dengar? Apa yang Anda ketahui tentang ...?
       Tahap 2: Pengelompokan menurut sifat-sifat umum
Ø  Apakah ada di antara kelompok ini pergi bersama-sama? Mengapa?
       Tahap 3: pengkategorian (label dari kategori di atas) Bagaimana Anda menamai kelompok-kelompok ini?

b)     Interpretasi Data
       Tahap ini termasuk menafsirkan, menyimpulkan, dan generalisasi dan mengarah pada pencapaian konsep (yaitu siswa mengembangkan kemampuan deduktif).

       Tahap 4: Mengidentifikasi hubungan kritis (diferensiasi)
Ø  Apa yang Anda ingat tentang data? Apa yang Anda lihat?
       Tahap 5: Menjelajahi hubungan (sebab-akibat)
Ø  Mengapa ini atau itu terjadi? Apa yang Anda pikir ini berarti?
Ø  Apakah Anda melihat koneksi dalam catatan atau seluruh data?
       Tahap 6: Membuat kesimpulan
Ø  Apa yang membuatmu berpikir tentang hal ini?
Ø  Apa yang dapat Anda simpulkan?

c)      Penerapan Prinsip
       Tahap 7: konsekuensi Memprediksi
Ø  Bagaimana jika?
       Tahap 8: Menjelaskan dan / atau mendukung prediksi
Ø  Mengapa Anda pikir ini yang akan terjadi?
Ø  Berdasarkan data, akan kondisi ini logis?
       Tahap 9: Pengujian dan generalisasi
Ø  Apa yang harus dilakukan untuk membuat ini umumnya benar?

2)      Penalaran deduktif
       Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
      
       Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
      
       Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi
a.       Premsi Mayor Dan
b.      Premis Minor.

       Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersbut. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
      
       Dari contoh sebelumnya misalkan kita menyusun silogisme sebagai berikut.
Ø  Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka hidupnya (Premis mayor)
Ø  Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)
Ø  Jadi, Joko perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)

       Kesimpulan yang diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah sah menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua premis yang mendukungnya.

       Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.

       Dengan demikian maka ketepatan penarkkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu:
a.       Kebenaran premis mayor,
b.      Kebenara premis minor, dan
c.       Keabsahan penarikan kesimpulan.

       Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.

L.     Variabel
       Dalam bahasa sehari-hari, variabel penelitian sering diartikan sebagai ”faktor-faktor yang dikaji dalam penelitian”. Menurut konsep aslinya yang dimaksud variabel adalah konsep yang memiliki keragaman nilai. Meskipun demikian pemahaman yang mengartikan variabel sebagai faktor-faktor yang akan dikaji dalam penelitian juga dapat diterima mengingat bahwa kegiatan penelitian memang terpusat pada upaya memahami, mengukur, dan menilai keterkaitan antar variabel-variabel tersebut. Tentang hal ini perlu diperhatikan bahwa variabel penelitian bukanlah dikembangkan atau dirumuskan berdasarkan angan-angan atau intuisi peneliti, tetapi harus ditetapkan berdasarkan kajian pustaka. Itu juga berlaku pada penelitian Grounded maupun Penelitian Partisipatif.

       Variabel juga bisa diartikan dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tt mutu, harga, dsb), sesuatu yg dapat berubah; faktor atau unsur yg ikut menentukan perubahan: peubah dl penelitian itu sebaiknya diperhatikan berbagai -- spt guru, usia, dan pendidikan, satuan bahasa yg paling terpengaruh oleh variasi sosial dan stilistis, dl jangka panjang mudah berubah, kelas kata yg dapat menyatakan hubungan gramatikal dng perubahan bentuk, dl hal ini kelas nomina, verba, dan adjektiv.


























INTERAKSI DAN MASYARAKAT



A. PENDAHULUAN
       Di dalam masyarakat, terjalin suatu hubungan yang tak bisa dipisahkan. Bahwa masyarakat saling mengenal karena adanya interaksi dengan sesama dan kekuatan untuk membangun suatu masyarakat yang madani.
       Interaksi, adalah suatu yang akan yang mengakibatkan antara individu dengan individu lainnya saling berkomunikasi satu sama lain. Tanpa adanya komunikasi suatu interksi tidak akan terjadi dan tidak akan terwujudnya rasa saling mengenal.
       Dengan demikian, itulah pentingnya interaksi dalam suatu masyarakat. Melalui makalah ini “Interaksi dan Masyarakat” saya akan menjelaskan bagaimana interkasi dalam masyarakat.
                                                                                         
                                                                                         
            Penulis,
            Nanda



B. PEMBAHASAN
INTERAKSI DAN MASYARAKAT
A.    Pengertian Interaksi
Interaksi berarti tindakan sosial yang saling menguntungkan, misalnya, individu berkomunikasi terhadap sesama (apa yang mereka lakukan ditunjukkan pada perbuatan mereka terhadap sesama). Menurut Simmons, interaksi terjadi ketika satu tindakan bergantung atas tindakan orang lain, apalagi harus mempunyai dampak yang  saling menguntungkan. 
1.      Interaksi Simbolik
Simbolik-Interaksi dimiliki dan dilaksanakan untuk menjelaskan hubungan dengan sesame melalui simbol-simbol komunikasi dalam perbuatan. Sebagai alat komunikasi, interaksi menawarkan kesamaan pemaknaan dalam symbol. Kita sering berkomunikasi melalui nyanyian, berlari, berjalan, meloncat ke udara, dan berteriak sebagai symbol dengan sesama.

Simbolik interaksi meliputi “intrepetasi”, penegasan makna dari setiap tindakan atau  ucapan kata-kata terhadap sesame dan “mendefenisikannya”, menyampaikan berbagai tanda terhadap orang lain, seperti yang terlihat dalam perbuatannya. Proses ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi bersama. Interaksi menusia adalah proses simbolis, proses saling menukar, membagi tanda atau symbol yang di dalamnya ada proses interaksi dan pengertian.

2.      Interaksi Sibolik Sebagai Sebab
Di dalam proses komunikasi, orang yang berinteraksi terlibat aktif dalam sikap, motif, opini,maupun ingatan terhadap pengalaman terdahulu, setiap orang akan dibawa pada situasi dan tempat tertentu. Predisposisi inilah yang sangat  mempengaruhi perbuatan dengan arah tertentu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain. Perubahan sikap dengan sesame dalam berkomunikasi terjadi kerena adanya interaksi dan interaksi tersebut bersidat dinamis.

Gambar (Interaksi dalam perbuatan manusia).








 






Rounded Rectangle: Perbuatan           
B.     Konsep Dalam Interaksi Simbolik
Gambar : Bagaimana proses belajar manusia berlangsung dalam Charon

Anak dilahirkan dalam sebuah masyarakat
dimana orang lain berbuat sesuatukearahnya


 
Anak-anak meniru perbuatan orang lain


 
Mulailah dengan menolong  diri sendiri dengan belajar


 
Dimulai dengansimbol-simbol
Mind, perspektif, tujuan, social, pengambilan peran        Simbolis                                                                                                       interakasi dengan
                                                                                      sesama

Banyaksymbol, aktivitas mind, perspektif,tujuansocial, pengambilan peran

Simbol interaksi dengan sesama dst.


1.      Interaksi Masyarakat
Dari interaksi muncul :

Individu dengan tujuan social, symbol bahasa,   Membagi kenyataan
perpspektif, self, mind, pengambilan peran.         Di antara individu








 


Memungkin orang menjadi aktif,                    Membagi perspektif    Akurasi mengartikan situasi, memecahkan masalah           ke arah konsensus       pengambilan mengarahkan dan mengontrol diri                     budaya                                    peran
                       
                                                                                                                                                  
                                                                                   
                                                                       


Memungkinkan kerja sama yang
kooperatif dari kelompok

2.      Masyarakat (Kelompok Kolektif, Organisasi, Komunitas)
     Perkumpulan, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat semuanya terdiri dari individu-individu yang berinteraksi. Masyarakat kelompok yang didefenisikan sebagai individu-individu yang berinteraksi, melakukan berbagaimacam hal. Kelompok yang melakukan  suatu peran, berkomunikasi, melakukakan interpretasi satu sama lain, mengatur interaski terhadap orang lain, mengatur dan mengatur diri sendiri, memberikan perspektif/ pandangan.

3.      Masyarakat Dan Sifat Individual Dalam Berinteraksi Simbolik
     Blumer menanamkan interaksi, diamana orang sama-sama menyesuaikan tindaknnya sebgai joint action (tindakan bersama). Beberapa contoh misalnya perayaan pernikahan, dua orang asing yang saling toloong menolong di dalam suatu badai hujan, suatu situasi bejar di kelas, atau suatu rapat komite merupakan suatu contoh  dari interaksi simbolis antar individu. Masing-masing contoh itu juga merupakan contoh masyarakat dan bagian dari masyarakat yang lebih besar dari individu-individu yang sedang berinteraksi.

     Suatu tindakan bersama dapat terdiri dari individu-individu yang bersama-sama melakukan hal-hal yang sama atau masalah-masalah yang bersifat saling melengkapi atau saling mengisi. Setiap individu tidak perlu memiliki tujuan atau nilai yang sama ketika mereka berinteraksi. Kesatuan tindakan tersebut memungkin  terjadinya joint action.

     Kemudian, masyarakat pertama-tama didefenisikan sebagai individu-individu yang bertindak dalam suatu hubungan satu sama lain, saling memperhatikan. Suatu unit keluarga, kerumunan orang pertandingan sepak bola, dua orang yang bertemu di barnya, sampai pada tingkat dimana salah satu dari cintoh tersebut digolongkan menjadi individu-individu yang bertindak dengan yang lainnya melalui pikiran, menjadi individu-individu yang memperhatikan satu sama lain ketika bertindak. Kita sebut itu sabagai suatu masyarakat. Masing-masing,”joint action”, dan “transaction”, bila menggunakan istilah Blumer, adlaah satu contoh masyarakat  kadang-kadang suatu masyarakat  yang hanya memiliki eksistensi yang sebentar sering memiliki kehiduoan yang sangat panjang.
 



Pada dasarnya,tindakan suatu kelompok membentuk suatu persesuaian bersama diantara individu dalam garis-garis tindakannya.setiap individu menyelaraskan tindakannya dengan tindakan orang lain dengan memastikan apa yang mereka sedang perbuat atau apa yang ingin mereka lakukan,yaitu dengan menangkap arti dan tindakan-tindakannya.
Penting untuk dipahami bila kita mendefinisikan maasyarakat sebagai interaksi simbolis individual.kita katakan bahwa masyarakat adalah:
a.       Para individu yang sedang bertindak terhadap orang lain melalui pikiran.
b.      Para individu yang sedang berkomunikasi dan menginterpretasikan tindakan-tindakan satu sama lain.
Bila dua musuh terancam,mereka dapat bekerja sama membangun kekuatan,dan dengan itu berarti mereka mulai menjadi masyarakat.perbedaan-perbedaan dalam tujuan dan permasalahan yang dianggap penting mungkin masih merupakan bagian dari interaksi,tetapi sejauh orang bekerja sama kendatipun ada perbedaan pribadi,suatu masyarakat akan tetap ada.
Rounded Rectangle: Masyarakat           Untuk memahami tindakan kolektif,seseorang harus mengerti bagaimana individu-individu dalam kedudukan yang berbeda-beda,mengintrerpretasikan situasi-situasi yang di hadapiseperti mampu menerima peran orang lain,baik jelas maupun tersembunyi,agar menyelaraskan tindakannya sendiri dengan tindakan orang lain.untuk bertindak secara kooperatif,dia harus mampu mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga perbuatan itu tidak bertentangan atau sama dengan orang lain.
                              





Oval: Berkomunikasi dan menginterpretasikan tindakan


Oval: Bertindak terhadap orang lain melalui pikiran	Terhadap orang lain melalui pemikiran
Terhadap orang lain melalui pemikiran
 




B.     Masyarakat  Manusia dan Peranannya
     Herbert Blumer menegaskan ,yang penting dari pandangan ahli interaksi simbolis adalah masyarakat itu terdiri dari individu-individu,bersama peranannya sendiri.dalam hubungannya dengan masyarakat,ada dua hal yang penting dan mendasar yaitu:
1.      Manusia menentukan arah tindakannya,alasannya karena manusia terlibat secara aktif didalam menentukan arah tindakannya sendiri.
2.      Perbuatan mereka diarahkan untuk memecahkan masalah kecil maupun besar,alasannya adalah bila individu-individu itu bertindak secara kooperatif untuk memrcahkan masalah, maka mereka disebut telah membentuk suatu masyarakat. Komunikasi dan kerja sama merupakan kualitas dasar dari seluruh kehidupan kelompok manusia.

a.      Masyarakat dan peranan orang lain
       Masyarakat terdiri dari para aktor yang ada di dalamnya sehingga masyarakat bisa menerima perilaku umum dari semua individu yang berkenaan dengan proses-proses serta aktifitas dan proses berfungsinya institusional.
      
       Suatu perspektif yang digunakan untuk pemahaman satu sama lain agar dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sulit secara bersama-sama yaitu dengan berinteraksi dan membukakan gagasan bersama-sama melalui komunikasi  yang terlibat dalam interaksi tersebut.
      
       Orang yang memiliki kesadaran diri kemudian menerima prilaku-prilaku sosial yang terorganisasi dari kelompok sosial atau komunitas yang ia miliki. Serta hal yang timbul di dalam hubungan dengan proyek  sosial yang berbeda. Sebagai pribadi patisipan di dalam proyek-proyek sosial atau perusahaan-perusahaan kerja sama ia menentukan perilaku pribadi sedemikian rupa. Dasar bagi masyarakat tersebut adalah menemukan beberapa konsensus serta pemahaman bersama tentang dunia dimana orang harus mengadakan aksi terhadapnya. 




 





                        Aktif                                       Makna berubah secara konstan


Rounded Rectangle: Pandangan bersama
Persetujuan
Individu
Other
 


Oval: Pendekatan
Terhadap
Realitas
                                                                  


                 

       Jika kita menggambarkan pendapat sjibutani dan mead,gambaran masyarakat yang berkembang adalah sebagai berikut: interaksi mengarah pada perkembangan satu generalized  other, seperangkat aturan,satu penuntun,yang diinternalisasikan oleh individu dan menjadi dasar untuk kontrol diri, pengenalan diri, penentuan diri, interaksi juga mengarah pada satu pandangan bersama, suatu persetujuan atau kesepakatan tentang bagaimana melakukan pendekatan terhadap realitas.
       Setiap orang dengan pandangan dan generalized othernya, kadang-kadang nampak sering berbeda dengan yang lainnya, tetapi sering saling melengkapi sekali, setiap individu haruslah dipandang sebagai orang yang memiliki konsistensi antar generalized othernya dengan perspektifnya,hal ini mungkin digambarkan sebagai suatu pandangan temtang realitas yang sangat berani dan suatu generalized other tunggal,tetapi juga penting memandang generalized dan perspektif sebagai dua unsur yang di hubungkan agak situasional.
       Ringkasnya,semua kehidupan yang terorganisasi, yaitu apa yanf kita sebut dengan masyarakat dan kelompok didefinisikan sebagai kumpulan individu-individu yang berinteraksi secara simbolis dan bekerja sama di dalam memecahkan masalah , interaksi  simbolis dan kerja sama mungkin terjadi denhgan tiga kualitas manusia, yaitu kemampuan menerima peranan orang lain,  peranan dirinya sendiri, dan pikirannya.










Rounded Rectangle: INTERAKSI










Rounded Rectangle: Perspektif Generalized other
 













b.      Sejarah Mempengaruhi Masyarakat
       Dalam suatu kelompok, organisasi dan masyarakat yang telah ada disekitar kita dalam waktu lama. Kita mulai berinteraksi antara individu lain selama waktu tertentu. Bila memandang kelompok ini sebagai kumpulan individu yang berinteraksi , masing-masing merupakan suatu masyarakat yang sama-sama menggunakan sesuatu, kerja sama, memecahkan masalah dan berkomunikasi. Akan tetapi juga penting untuk menyadari masing-masing kelompok memiliki sejarahnya.

       Perspektif dan generalized other yang terus menerus digunakan bersama dan di definisikan. Mengarah pada orang yang berinteraksi  untuk mendefinisikan orang lain, dirinya sendiri dan dunia luar di dalam cara yang agak sama. Perspektif meliputi beberapa ide, seperti bagaimana orang dianjurkan berinteraksi  di dalam posisinya (aturan-aturan) seperti aturan-aturan formal dan harapan-harapan informal yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat baik itu norma, adat, atau kebiasaan.

       Perspektif dan aturan dikembangkan secara historis, orang mempelajarinya di dalam interaksi, sama-sama menggunakannya, dan mungkin mendefinisikannya, tetapi perspektif dan aturan ini sering mempengaruhi cara bagaimana orang berinteraksi.

       Bahasa seseorang membatasi perspektif yang dikembangkan individu dan berkembang secara storis yang dapat memberikan batasan seperti bagaimana kita mendefinisikan situasi-situasi tertentu, perspektif yang kita gunakan dalam interaksi  dan kita tidak bebas untuk memikirkan hal-hal diluar bahasa itu dan bahasa merupakan parameter yang sangat penting dan mungkin yang paling penting dari semuanya.







C.  PENUTUP

A. Kesimpulan
Interaksi berarti tindakan sosial yang saling menguntungkan, misalnya, individu berkomunikasi terhadap sesamA (apa yang mereka lakukan ditunjukkan pada perbuatan mereka terhadap sesama). Di dalam masyarakat terdapat interaksi Simbolik dimiliki dan dilaksanakan untuk menjelaskan hubungan dengan sesama melalui simbol-simbol komunikasi dalam perbuatan. Sebagai alat komunikasi, interaksi menawarkan kesamaan pemaknaan dalam symbol. Kita sering berkomunikasi melalui nyanyian, berlari, berjalan, meloncat ke udara, dan berteriak sebagai symbol dengan sesama.

B. Kritik dan Saran
       Demikian yang dapat saya paparkan mengenai interaksi dan masyarakat dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

       Penulis banyak berharap kepada Dosen Pembimbing untuk dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi pemakalah dan kita semua.